Rabu, 07 Desember 2011

printer dan segala permasaahanya


Printer dan seribu macam permasalahanya

Ø KASUS YANG TERJADI & MENGATASINYA :

Apabila lampu warning berkedip, ada beberapa hal yang menjadi masalah yang pertama ada kesalahan saat kita melakukan perintah print, seperti kertas yang masuk double, miring, menyangkut, dll, hal ini tidak terlalu jadi masalah caranya buka printer, keluarkan kertas, kemudian cancel perintah print. dan tekan X atau cancel pada pronter anda.tetapi masalah teteap ada, tenang santai… Ada cara kedua, tekan power, kemudian tekan tombol hijau di print secara bersamaan, cabut kabel power di printer secara berulang, hal ini merupakan salah satu langkah reset yang kita lakukan..tetap bermasalah..OK, ketahap yang ketiga, buka printer, bersihkan cangkang dengan tisu, dll dalam keadaan mati printer, kemudian cari software reset printer sesuai dengan jenis dan tipe printer anda.Untuk saran saya, apabila anda membeli printer di atas 1 juta saya sarankan untuk membeli dengan jenis laser, karena perbandingan hemat tinta jauh lebih baik.untuk masalah lainnya yang tinta terus menetes, siapkan jarum suntik tinta sesuai warna, sedot kemabli tinda yang ada di dalam carttidge, sedangkan untuk printer infus, kosongkan tabung kemudian, tiup menggunakan komposesor, jangan lupa lepaskan selang yang terpasang ke cartridge, hal ini biasa terjadi karena adanya pengerasan tinta non original,terakhir kalo semua kondisi ini tetap tidak berjalan mulus, sebaiknya anda bawa ke layanan service dan ingat harga tidak terlalu mahal,kalo pun layanan service tidak sanggup,Semoga bermanfaat untuk semuanya…..

Ø Memperbaiki sendiri printer yang rusak “Waste ink tank full” Canon i255

Kerusakan klasik untuk printer merek Canon adalah mati-total atau matot, lampu printer berkedip dengan warna hijau-oranye bergantian, saat ngeprint ngadat dan mengeluarkan pesan “Waste ink tank full”.Tipe kerusakan tersebut kebanyakan sama, dan penyebabnya karena penampung buangan tinta “berbentuk gabus” telah jenuh “waste ink tank full”. Untuk tipe printer canon memang penampung buangan tinta hanya terdiri dari gabus yang diletakan biasanya di dasar komputer.Dengan teknologi flow system atau istilah kerenya printer di infus, membuat mudahnya dalam pengisian tinta. tanpa takut lagi kehabisan tinta saat mencetak. Kadang kala tinta tidak mengalir, atau tinta mengalir namun print head tidak mengeluarkan tinta. Solusi untuk ini biasanya dengan melakukan cleaning head lewat mintenance. Sebenarnya dengan melakukan cleaning print head kita telah menyedot tinta dan jika berlebih akan di buang di penampung.Jika kerusakan telah terjadi, langkah yang harus kita ambil adalah mereset printer (istilahnya). Tujuan mereset printer adalah menghapus informasi tentang kondisi yang ada di printer, termasuk “waste ink tnk full”. Mereset printer ada dua metode: secara manual dan secara program. Untuk printer canon i255 memerlukan kedua-duanya (manual dan software)

·         Cara manual untuk i255

Cabut semua kabel,sambil menancapkan kabel power tekan tombol power (jangan dilepas)tekan tombol resuem kemudian lepas (tombol power masih ditekan)Tekan sekali lagi tombol resume kemudian lepas,Lepas tombol power,Langkah tersebut adalah mereset printer secara temporary (bila listrik di cabut masalah timbul lagi). untuk menyelesaikan sampai tuntas perlu di reset permanent dengan software, bisa di download gratis di download di sini atau mau ngopi ke saya juga boleh.Begitu juga untuk seri atau merek yang lainya juga prinsipnya sama, yang berbeda mungkin hanya langkah dan softwarenya saja.Namun semua itu belum menyelesaikan masalah secara total, selama gabus penampung buangan tinta masih jenuh Jadi belajarlah membongkar printer sendiri, kemudian mengambil gabus, membersihkanya dan mengeringkanya. Atau kalau kretaif buatlah saluran tersendiri yang berfungsi membuang tinta buangan ke luar printer……Ilmu adalah gratis…..maka bagi-bagikanlah

Ø Membersihkan print head yang mengering dan tersumbat

Kejadian ini sering kita alami malah kemungkinan yang mempunyai printer jenis inkjet pernah atau mungkin suatu saat akan mengalami juga. Ini sering dikenal dengan Clogged print head atau istilahnya head print mengering atau tersumbat. Sebelum melangkah lebih lanjut emang seharusnya kita ekstra hati-hati dengan print head. Sangat bijaksana kalau kita sering mengecek kondisi print head secara periodik untuk masalah seperti ini. Jika masalah head seperti ini mulai nampak sebaiknya mulai siap-siap kita antisipasi sebelum semakin parah lama-kelamaan.Head printer bisa mengering dan tersumbat jika suatu saat dalam jangka waktu agak lama printer tidak pernah atau jarang kita gunakan. Ini disebabkan tinta yang mengering dan menyumbat lubang di head printer. Untuk masalah ini kita bisa berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasi maslah ini:

Beberapa tipe printer model baru dilengkapi dengan fasilitas Cleaning system. Coba lakukan dengan fasilitas bawaan ini yakni dengan melakukan test printer berulang-ulang. Atau juga ada yang telah dilengkapi dengan fasilitas untuk membersihkan head (cleening head). Fasilitas ini bisa digunakan untuk membersihkan head. Cara ini hanya berguna jika sumbatan pada head tak terlalu parah. Biasanya untuk head tersumbat yang padah cara ini jarang berhasilnya. Dan jika proses cleaning head menggunakan fasilitas tersebut anda lakukan berulang-ulang mungkin 15 sampai 20 kali maka itu akan menyebabkan boros tinta. Atau bahkan bisa menyebabkan “Waste ink tank full” sehingga perlu di reset.

Cara yang lainya adalah tinggal mengganti cartidge. Cara ini bisa dilakukan jika cartidge dan head menyatu. Cara ini memang cepat dan gampang, namun memakan biaya yang lumayan merogoh kocek kita. Coba bayangkan jika kejadian ini sering anda alami.Boro-boro mau hemat. saya hanya menganjurkan ini untuk pilihan terakhir.

Dan terakhir ini salah satu cara yang bisa kita coba. Kita coba bersihkan sendiri head printer. Yaitu dengan merendam atau memasukan head printer kedalam cairan/air boleh ditambahkan alkohol atau ammoniac kedalamnya (ingat yang dimasukan ke cairan hanya bagian head-nya saja, bukan semuanya). Atau kalau perlu anda membeli cairan khusus untuk membersihkan head printer yang mengering ini (cartridge flush solution), namun cairan ini lumayan juga harganya. Silahkan anda lakukan langkah ini sekitar 10 menit atau kalau perlu seharian juga tidak masalah. Langkah ini bisa mencirkan lagi tinta yang mengering. Dengan cairnya tinta kering tersebut diharapkan bisa untuk mencetak dengan bagus lagi.



Ø PRINTER DAN SPEKULASINYA.



“Printer atau pencetak adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas kertas. Printer biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu picker sebagai alat mengambil kertas dari tray. Tray ialah tempat menaruh kertas. Tinta atau toner adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau toner yang digunakan untuk menulis/ mencetak pada kertas. Perbedaan toner dan tinta ialah perbedaan sistem; toner atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau inkjet tak butuh pemanasan, hanya pembersihan atau cleaning pada print-head printer tersebut. Ada pula kabel fleksibel untuk pengiriman sinyal dari prosesor printer ke tinta atau toner. Kabel ini tipis dan fleksibel, namun kuat. Pada bagian belakang printer biasanya ada port paralel atau USB untuk penghubung ke komputer.” Itulah sedikit penjelasan mengenai printer dari Mbah Wiki tercinta (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Pencetak).

Untuk saya sendiri printer merupakan sebuah alat yang penting, terutama bagi anak kos seperti saya yang ga rela uangnya dipake buat nge-print (hehe-red). Karena untuk mencetak satu halaman hitam-putih saja harus mengeluarkan uang sejumlah minimal Rp 200, sedangkan yang berwarna bisa mencapai Rp 5000/lembar. Hal ini lah yang membuat saya sangat bersyukur karena memiliki printer sendiri. Printer saya yang sekarang merupakan printer kedua. Printer pertama saya, yang saya juga sudah tidak tahu bagaimana kabarnya, adalah Canon i255. Dulu dia wafat, karena jarang saya gunakan, sehingga catridge-nya kering, kemudian full memory, error, dan segala penyakit printer lainnya. Padahal printer ini sudah menemani saya sejak pertama kali saya punya komputer. 

Saat si canon wafat saya mulai kena kanker (kantong kering), karena harus ngeprint di rental komputer berlembar-lembar paper kuliah. Untung saja sekitar 1 semester yang lalu, ada teman ayah saya yang menyumbangkan printernya yang tidak terpakai kepada saya (Thanks to Om Wawan-red).  Printer ini sebenarnya sudah dibeli dari 2 tahun yang lalu, tapi belum pernah dibuka dan dipakai sama sekali. Maklum, orang desain dan percetakan pasti punya banyak stok printer. Jadi inilah printer saya yang baru, HP Deskjet 3845.

Saya senang sekali, saat menerima satu kotak printer yang masih tersegel. Langsung saja saya buka segelnya dan mulai memasang printer ini. Di dalam kotak ini, ada sebuah printer, satu kabel USB, dan sebuah buku panduan. (Jengjeng-jengjeng-red) Feeling saya mulai ga enak nih, sepertinya ada yang kurang, tapi apa ya? Dan ternyata benar saja dugaan saya kalau tidak ada cd installer-nya (-_-”). Karena tidak mungkin saya mengoperasikan printer tanpa diinstall dulu programnya, akhirnya saya bertanya pada pemilik asli printer ini, yaitu Om Wawan. Beliau ternyata juga tidak tahu kalau di dalam kotak tidak ada cd-nya (kan belum pernah dibuka ceritanya-red). Akhirnya saya mengotak-atik komputer dan mencari, barangkali saja di komputer ini tersedia program otomatis untuk printer tipe ini.Setelah lama mengutak-atik di bagian control panel-printers and faxes-add printer, akhirnya saya menyerah  , karena printer tipe Deskjet 3845 tidak ada di komputer saya. Lagi-lagi akhirnya saya bertanya pada mbah Google dan berimprovisasi. Sayangnya di web HP-nya juga tidak tersedia software untuk HP 3845. Namun menurut informasi, software untuk tipe yang mirip seperti 3840 juga bisa digunakan untuk 3845. Akhirnya saya percobaan sekali lagi, saya download softwarenya lalu install, dan OK!  Ternyata software untuk printer tidak harus yang persis sama dengan printernya, tinggal mencari informasi dan mengikuti panduan insyaallah semua lancar.

Setelah beberapa bulan penggunaan, tentu saja tinta mulai habis, terutama tinta hitam. Ini merupakan masalah baru buat saya, karena sebelumnya saya belum pernah me-refill catridge HP. Catridge-nya sangat berbeda dengan si Canon, karena Canon memakai tinta tetes, sedangkan HP memakai tinta suntik.  Berikut bentuk catridge-nya si HP yang bernomor 27 dan 28.Mulailah ke-sotoy-an saya kumat. Dengan santai saya ke toko printer di Pocin (Pondok Cina, Depok) untuk membeli tinta refill. Saat mbak yang jualan tinta bertanya: “Tinta nomor berapa mbak?”. Alhasil saya bengong karena ga tahu kalo catridge itu ada nomornya sendiri-sendiri dan tintanya pun beda-beda . Melihat kebingungan di muka saya, mbak-mbak toko langsung menawarkan 1 botol tinta hitam HP universal, jadi bisa digunakan untuk seluruh printer HP. Ok, akhirnya saya nurut aja dan pulang ke kosan. Begitu saya mau mulai bekerja untuk me-refill tinta, kembali saya berpikir: “lubang suntiknya ada di bagian mana ya?” (ketololan tingkat dua-red). Bolak-balik sana-sini ga ketemu-ketemu juga. Hampir saja saya pasrah dan membeli catridge baru yang harganya bikin saya ga makan setengah bulan. Untungnya saya pantang menyerah dan menemukan lubang tersembunyi itu, ternyata lubangnya ada dibalik stiker di bagian atas catridge (hahaha-red). Akhirnya saya tahu dan bisa me-refill catridge si HP sendiri  . Berikut peralatan yang dibutuhkan untuk me-refill tinta suntik:

v  Lap Kain/Tissue kering (dalam jumlah banyak untuk antisipasi)

v  Alas koran/kertas

v  Sarung tangan (lebih baik kalau pake)

v  Suntikan

v  Tinta

Berikut langkah-langkah untuk me-refill tinta suntik:

·         Buka tutup printer, maka head akan bergerak sendiri ke tengah. Kemudian ambil catridge pelan-pelan, kalau untuk HP Deskjet 3845 dengan sedikit menekan catridge-nya ke bawah.

·         Buka stiker di bagian atas catridge. Buka pelan-pelan sampai terlihat lubang berwarna hitam atau 3 lubang berwarna merah-kuning-biru. Jangan buka stiker sampai lepas, cukup dibuka sampai lubang terlihat.

·         Sebelumnya siapkan sarung tangan dan suntikan yang sudah berisi tinta.

·         Suntikkan tinta sedikit demi sedikit ke dalam lubang. Bagian ini membutuhkan kesabaran yang cukup tinggi, karena bila tidak pelan-pelan maka tinta akan keluar lagi dan tumpah. Saat menyuntikkan jangan menusuk teralu dalam, karena akan merusak catridge.

·         Perkirakan saja berapa ml tinta yang akan diisikan, tidak perlu banyak-banyak.

·         Setelah catridge terasa penuh, bersihkan catridge dengan lap kain atau tissue. Jangan sampai ada bagian yang kotor, bersihkan terutama pada bagian atas dekat lubang tinta yang berbentuk lekukan-lekukan dan bagian belakang yang berupa titik-titik (sensor).

·         Setelah di bersihkan masukkan kembali catridge ke dalam printer dan Anda sudah siap mencetak lagi. 



catatan: bila indikator yang menandakan bahwa tinta telah habis tidak hilang, santai saja saudara-saudara. Itu memang resiko dari refill tinta HP, karena seharusnya catridge tidak boleh di refill  tetapi harus beli catridge yang baru. Printer akan tetap bisa mencetak dengan baik kok, walaupun indikator tersebut muncul. Kita dapat memperkirakan apakah tinta sudah habis atau belum dari berat catridge, tidak perlu mengindahkan indikator.Setelah beberapa bulan tidak ada masalah dalam penggunaan printer ini. Hasil cetakannya pun bagus sekali, baik untuk teks maupun gambar. Permasalahan baru muncul ketika tinta warna merah tidak mau mencetak, hal ini kemungkinan akibat terlalu banyak penggunaan warna merah, sehingga warna kuning mendominasi. Cara memperbaikinya mudah sekali, Anda cukup mengisi tinta warna merah lebih banyak dari pada warna kuning. Jangan lupa, ketika mengisi tinta warna tidak perlu menghabiskan banyak tinta, cukup sedikit saja (1/4-1/3 suntikan).Setelah mengatasi masalah tinta merah, saya mulai mengeksploitasi printer ini dengan mencetak lebih dari 40 poster dan 160 halaman lebih laporan K2N. Saya kira tinta warna yang akan bermasalah lagi, ternyata walaupun diforsir dia tidak bermasalah, bahkan tintanya tidak habis. Justru tinta hitam yang mulai ngajak perang. Setelah saya cek, ternyata tinta hitamnya hampir habis total, langsung saja saya refill dengan terburu-buru (dampak tragedi kewilayahan-susastra :p-red). Setelah saya refill dan beberapa tinta hitam berceceran dan terbuang akibat kebodohan saya memencet suntikan terlalu kuat, saya mulai mengeprint kembali. Namun ternyata diluar dugaan, tinta hitamnya tidak keluar sama sekali. Saya awalnya masih tenang dengan mengutak-atik catridge, printer dan komputer. Tetapi ternyata tidak ada perkembangan. Printer tetap beroperasi dan mencetak, tetapi tinta hitamnya tidak keluar sama sekali. Saat itu saya sudah mulai panik, pertama karena saya dikejar waktu untuk mengeprint beberapa poster revisi dan kedua saya tidak punya uang lagi untuk servis ataupun beli catridge baru. Akhirnya saya coba mendiamkan printer saya semalaman, dengan maksud agar tintanya mengalir kebagian bawah catridge dan meresap (saya juga tidak tahu ini ide darimana-red). Namun hasilnya nihil juga  .Lagi-lagi saya pantang mundur dan mencoba melakukan percobaan terakhir sebelum menyerah. Saya punya ide gila untuk menambah tinta lagi sampai catridge-nya kepenuhan, karena setahu saya kalau catridge-nya kepenuhan maka tinta akan menetes  dari bagian bawah (semprotan). Setelah saya menjalankan ide tersebut dan sibuk dengan tinta yang menetes, saya mulai membersihkan catridge dan mengembalikan si catridge ke tempat semula. Lalu dengan Bismillah terlebih dahulu pastinya, saya mencoba clean printers catridge dan mengeprint sebuah teks percobaan. Alhamdulillah hasilnya SUKSES!!  Sekarang saya bisa mengeprint lagi dengan lancar dan hati senang. (^o^)

Pelajaran kali ini adalah: Bila Anda mengalami masalah dengan printer dan catridge Anda, JANGAN PANIK! Berpikir dengan jernih, segera mencari informasi, kemudian pelan-pelan melakukan percobaan, dan jangan lupa baca Bismillah. Insyaallah hasilnya akan tetap baik dan Anda bisa menghemat pengeluaran untuk tukang servis. Memang printer itu penuh dengan spekulasi  .







PERMASALAHAN DAN PERBAIKAN PADA SCANNER



Tips Scanning

Scanner merupakan satu-satunya alat yang bisa mengubah gambar komik kita dari goresan tangan menjadi data digital yang memungkinkan untuk di-edit melalui komputer. Akan tetapi sebagian komikus masih belum mengetahui seluk beluk piranti komputer ini sehingga mereka langsung saja menggunakannya tanpa mempedulikan hasil yang akan diperoleh. Namun adakalanya gambar hasil scanning tidak memuaskan selera. Gambar pecah-pecah, bercak-bercak, dan warna lebih gelap seringkali mengurangi kualitas gambar komik yang telah kita lukis. Yang pertama-tama menjadi kekhawatiran kita adalah apakah scanner mengalami gangguan atau, lebih buruk lagi, apakah kita telah terjebak dalam permasalahan scanner, dimana hal itu hanya dipahami oleh spesialis seni komputer ulung? Tapi cobalah tenang sedikit. Ingat bahwa scanner hanyalah alat perekam seperti halnya peralatan stereo, kita mungkin harus menyetel bass dan treble agar mndapatkan efek yang diinginkan.

v  Tips 1 : Tentukan resolusi minimum.

Beberapa desainer grafis mungkin menyarankan kita untuk men-scan pada resolusi 300 dpi sebab resolusi tersebut cukup baik kualitasnya untuk di-print. Agaknya resolusi 300 dpi memang cukup baik untuk dokumentasi warna, namum bagaimana kalau gambar yang kita scan hitam-putih? Patutkah untuk di-scan pada resolusi tersebut? Apakah bukan pemborosan jika melakukan scanning terlalu detail untuk gambar yang sederhana? Ingat bahwa semakin tinggi resolusi maka semakin lama proses scanning-nya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui seberapa besar resolusi minimum yang bisa kita terapkan pada suatu gambar tanpa mengurangi kualitasnya. Untuk mengetahui resolusi minimum kita juga harus menentukan ukuran gambar yang kita scan dan ukuran reproduksi yang akan kita cetak nantinya. Rumus resolusi minimum adalah :

Dpi scan = (resolusi printer x ukuran reproduksi)/ukuran asli

Untuk gambar kelabu atau hitam-putih, kondisinya lebih rumit. Sehubungan dengan cara percetakan mengkisikan nilai kelabu menjadi dot, kaidah yang perlu diketahui adalah men-scan gambar asli agar hasil reproduksi yang tercetak memiliki frekuensi kisi antara 1,4 hingga 2 kali. Rumus resolusi minimumnya :



Dpi scan = (screen frequency x ukuran reproduksi x 1,4)/ukuran asli

Screen frequency diukur dalam lpi (lines per inch) dan merupakan setting yang sudah diketahui oleh perusahaan percetakan, jika kamu belum mengetahuinya ambil saja nilai 120 lpi. Nilai 1,4 merupakan “fudge factor” yang menunjukkan resolusi minimum yang dapat memberikan hasil yang dapat diterima pada kebanyakan peralatan output postscript. Kamu boleh saja menaikkan nilai tersebut untuk mendapatkan jaminan kualitas ekstra, tetapi jangan melebihi 2. Faktor yang lebih tinggi hanya akan menghasilkan data tambahan yang tidak dapat digunakan oleh printer yang kemudian akan terbuang percuma (dimana hal itu membuat waktu pencetakan menjadi lebih lama). Scanning pada resolusi yang lebih besar sedikit dari resolusi minimum akan memberikan tambahan keamanan dalam hal dimana kita tanpa diduga sebelumnya perlu memperbesar gambar sedikit.

v  2 : Tips Jumlah warna scanning.

Jenjang warna juga berpengaruh terhadap hasil scanning. Faktor ini menjelaskan seberapa jauh scanner menterjemahkan warna dari gambar asli kedalam bentuk data digital. Jika kita men-scan gambar berwarna sebaiknya menggunakan kualitas 32-bit yang telah menjadi standar editing grafis. Sebaliknya untuk gambar hitam-putih kita gunakan jenjang warna grayscale. Antara jenjang warna grayscale juga memliki kualitas berbeda-beda, pilih sesuai dengan karakteristik dari gambar kita. Misalnya untuk gambar outline sederhana kita bisa menggunakan grayscale 1-bit (black and white) sehingga ukuran file gambar yang dihasilkan nantinya tidak terlalu besar.

v  Tips 3 : Tentukan format file sasaran.

Semua jenis format file memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti file BMP yang gambarnya bagus tapi memiliki ukuran file besar, atau JPEG yang ukuran file-nya terkompresi namun gambarnya terkadang terdistorsi. Semua jenis file rasanya cukup baik untuk dijadikan sasaran, namun disarankan untuk jangan menyimpan hasil scan pada format file yang terkompresi sebab gambar tersebut kemungkinan akan “dilucuti” sebagian dengan tujuan untuk memperkecil ukuran file. TIFF dan BMP merupakan salah satu pilihan yang layak walaupun berukuran besar. Namun sebaiknya kita menyimpan hasil scan tersebut pada file yang sejenis dan kompatibel dengan program editing yang akan kita gunakan, misalnya jika kita menggunakan program Photoshop maka kita menggunakan file PSD.

v  Tips 4 : Scan yang diperlukan saja.

Cara ini cocok digunakan jika ukuran gambar komik yang kita scan lebih kecil daripada luas permukaan perekam scanner, siasanya pada scanner tipe flatbed. Sebab secara default scanner akan men-scan keseluruhan dari permukaan perekam ini sehingga proses sanning cenderung akan lama. Oleh sebab itu kita perlu mengatur scanner agar men-scan halaman komik kita saja, caranya adalah dengan melakukan cropping lewat program yang disertakan oleh scanner tersebut. Tapi ingat, ukuran cropping harus disesuaikan dengan resolusi gambar yang sudah kita tentukan sebelumnya.

2. Mengatasi masalah yang mungkin timbul dari scanner

Sebagai alat elektronik, scanner tak luput dari berbagai masalah teknik. Adakalanya scanner tidak berfungsi dengan baik. Mungkin saja masalah yang ditimbulkan diakibatkan oleh kesalahan pengoperasian sehingga dapat kita perbaiki dengan cara-cara sederhana. Masalah-masalah tersebut antaralain :

v  Gambar hasil scan pecah-pecah :

Mungkin resolusi yang kamu gunakan kurang memadai. Coba untuk men-scan sedikit lebih besar daripada resolusi minimum dan sesuaikan kualitas warnanya (hitam-putih> grayscale, berwarna> 32-bit).

v  Gambar hasil scan kotor dan berbercak :

Mungkin saja permukaan kaca scanner kotor atau berjamur. Lepas kaca tersebut dari scanner dan bersihkan dengan kain lembut dan cairan pembersih kaca.

v  Gambar belang sebelah :

Jika gambar hasil scan memiliki belang berwarna kuning, biru, merah, atau lainnya, bisa jadi disebabkan oleh scanner yang terlalu lama dinyalakan. Lebih baik scanner-nya dimatikan dulu selama beberapa saat sampai dingin, lalu gunakan lagi untuk men-scan.

v  Gambar terlihat besar di layar monitor :

Hal tersebut bukan masalah, sebab ukuran gambar yang ditayangkan oleh layar monitor tergantung dari resolusi tampilannya, sehingga jauh berbeda dengan ukuran gambar sebenarnya dalam bentuk kertas. Gambar asli kamu secara metrik tetap memiliki ukuran yang sama, tidak berubah.

v  Warna gambar asli dengan warna gambar di monitor berbeda :

Sebenarnya warna yang telah dipindai oleh scanner tidak salah. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan penampilan warna antara monitor dengan gambar asli. Gambar asli menampilkan warna melalui pematulan cahaya dari media kertas sedangkan monitor menampilkan warna dengan menyorotkan cahaya dari tabung fosfornya ke mata kita. Untuk mengatasi masalah ini kita perlu melakukan kalibrasi terhadap layar monitor yang caranya akan kita bahas nanti.Top of Form

v  Gambar hasil scan terlihat kabur :

Proses scan berjalan dengan lancar dan seolah-olah tidak terjadi masalah pada scanner. Tetapi setelah Anda melihat hasilnya, gambar hasil scan terlihat tidak jelas dan kabur seperti terkena efek blur. Jangan terlalu pusing untuk masalah seperti ini, ada beberapa hal yang dapat Anda ikuti untuk mengembalikan scanner Anda pada posisi normal. Berikut tips yang dapat Anda coba:

Jika gambar terlihat kabur, Anda dapat men-set resolusi display-nya ke High Color (16-bit), selanjutnya biarkan scanner melakukan pemanasan (warming up) selama beberpa menit.

Anda juga harus memperhatikan kebersihan dari Scanner Anda, terutama jika Anda jarang mengguakan Scanner. Karena jika Scanner Anda kotor akan mengakibatkan hasil scanner juga kurang memuaskan, bahkan cenderung mengakibatkan mesin Scanner mudah rusak.

Anda dapat mempergunakan kain yang lembut untuk membersihkan pada bagian kacanya, pastikan membersihkan dengan hati-hati.

Tidak ada komentar: